Jumat, 29 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN “Pengenalan Alat di Laboratorium Bioteknologi”



LAPORAN PRAKTIKUM

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

“Pengenalan Alat di Laboratorium Bioteknologi”












                                        OLEH :
                   KELOMPOK :      5 (LIMA)


                  NAMA            :      FITMAN
                  STAMBUK     :     D1B1 12 067
 




JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2014


I.                   PENDAAHULUAN
A.          LatarBelakang
Bioteknologi merupakan prinsip-prinsip biologi, biokimia dan rekayasa organisme baik mikroba/jasad hidup untuk menghasilkan barang dan atau jasa. Dalam bioteknologi sendiri ada bioteknologi yang modern dan tradisional.
Seiring dengn kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mendorong setiap bidang ilmu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengalami perkembangan dan kemajuan. Kemajuan dibedang tersebut pun juga terjadi dalam bidang pertanian. Bioteknologi pertanian merupakan salah satu penerapan dari ilmu pengetahuan yang merupakan salah satu teknologi dalam bidang pertanian. Bioteknologi umumnya banyak mempelajari mengenai pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, firusdan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim dan alkohol) dalam poses produksinya.
Bioteknologi pertanian memiliki laboratorium tempat dimana kegiatan pembiakan dan perakitan tanaman  dilakukan. Laboratorium  ini memiliki berbagai macam alat yang memiliki fungsi serta cara penggunaan yang beragam.
Umumnya setiap alat di Laboratorium Bioteknologi memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Berdasarkan pemahaman serta uraian tersebut maka penting melakukan praktikum pengenalan alat di Laboratorium agar pada saat penggunaan alat untuk praktikum selanjutnya tidak terjadi kesalahan-kesalahan.


B.           Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui alat-alat yang ada di Laboratorium In Vitro serta fungsi dan cara penggunaannya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan alat pada praktikum Bioknologi Pertanian selanjutnya.

II.                TINJAUAN PUSTAKA
            Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim  dan alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa    (Siregar, 2012).
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara missal (Choundhary, 2008).
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Penelitian di bidang pengembangan sel induk  juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru. Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya (Susilowarno, 2009).
Bioteknologi secara umum  berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
Bioteknologi adalah aplikasi terpadu dari berbagai cabang ilmu seperti biokimia, mikrobiologi dan rekayasa untuk memanfaatkan mikroba kultur jaringan dan komponen-komponennya dalam skala industri. Sebagai contoh sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad secara sangat terarah sehingga hasil manipulasi tersebut dapat diramalkan secara lebih pasti. Teknik manipulasi semacam ini mulai berkembang ketika para ilmuan berhasil melakukan teknik manipulasi bahan genetik secara kultur jaringan (Sandra, 2012).
Bioteknologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang perbanyakan tanaman secara vegetatif. Perkembangan bioteknologi hingga saat ini sudah mampu menyita banyak perhatian banyak diseluruh belahan dunia. Banyak hal yang bisa dihasilkan dari proses bioteknologi ini seperti menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul daripada induknya, menciptakan tanaman yang tidak memiliki biji dan lain-lain. Salah satu kegiatan dalam Bioteknologi yaitu kultur jaringan dimana kultur jaringan ini merupakan perbanyakan tanaman dengan mengisolasi salah satu bagian dari tanaman kemudian dikembangbiakkan pada tempat yang sesuai dan aseptik. Indonesia sendiri bioteknologi sudah dikenal lama dan hampir disetiap daerah sudah ada produk atau tanaman baru yang dihasilkan dari kegiatan Bioteknologi ini (Yulita, 2012).
Bioteknologi pertanian merupakan salah satu penerapan dari ilmu pengetahuan yang merupakan salah satu teknologi dalam bidang pertanian. Bioteknologi umumnya banyak mempelajari mengenai pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, firus dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim dan alkohol) dalam poses produksinya (Daisy dan Ami, 1994).



III.             METODE PRAKTIKUM
A.          Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Oktober 2014 pada pukul 15.30 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit In Vitro Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.
B.           Alat
Alat yang terdapat pada Laboratorium In Vitro antara lain, beaker glass, gelas ukur, labu ukur, pipet, pipet ukur, bola hisap, spatula, gelas pengaduk, botol spiritus, botol semprot, pH meter, hot plate stirrer, timbangan analitik, oven, autoclave, laminar air flow cabinet, micro pipet, tips, tube, centrifuge, incubator, mini centrifuge, mesin PCR dan vortex.
C.          Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan pada praktikum ini yaitu, setiap praktikan memperhatikan serta mencatat peralatan serta cara kerja dan fungsi dari     masing-masing alat yang ada di Laboratorium In Vitro.



IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
A.          Hasil
Hasil pada praktikum kali ini yaitu, 
     Beaker glass


   Gelas ukur

Labu ukur

Pipet


Pipet ukur

Bola hisap

Spatula


Botol spiritus

Botol semprot

pH meter

Hot Plate

Magnetic stirrer






Timbangan analitik

Autoclave

Oven


Laminar air  flow

Mikro pipet


Tips


Tube


Centrifuge

Inkubator

Mini centrifuge


Mesin PCR

Vortex

Shaker


                 
B.     Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan melalui praktikum kami dapat mengetahui beberapa alat dan fungsi alat-alat yang ada di laboratorium bioteknologi.
Fungsi dari alat-alat yang diamati memiliki perbedaan masing-masing. Beaker Glass atau gelas piala merupakan wadah yang terbuat dari borosilikat. Gelas piala yang digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat dari PTPE. Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai penutup. Fungsi beaker Glass (Gelas Piala) :untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan.  Gelas piala tidak dapat digunakan untuk mengukur volume.
Gelas ukur dapat terbuat dari gelas (polipropilen) ataupun plastik.
Fungsi Gelas ukur adalah untuk mengukur volume 10 hingga 2000 mL. Gelas ukur dapat digunakan untuk mengukur volume segala benda, baik benda cair maupun benda padat pada berbagai ukuran volume. Labu Ukur digunakan untuk mencampur larutan. Caranya masukkan larutan ke dalam labu ukur. Simpan labu ukur di lengan tangan lalu goyangkan ke arah atas dan bawah agar larutan tercampur.  Pipet digunakan untuk mengambil segala jenis cairan dengan mudah dengan alat pemencet pada bagian atasnya membantu cairan masuk dalam pipet. Pipet tetes ini umumnya digunakan untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil. Pipet ukur hampir sama dengan pipet lainnya namun terdapat nilai yang memudahkan kita seberapa banyak cairan yang akan kita ambil. Pipet ukur digunakan untuk mengukur volume larutan.
Bola hisap digunakan untuk menyedot larutan yang dipasang pada pangkal pipet ukur dan untuk membuang gas. Spatula digunakan untuk memindahkan bahan-bahan kimia. Gelas pengaduk berfungsi sebagai pengaduk pada larutan yang kita panaskan.
Botol spiritus digunakan berfungsi sebagai pembakar zat atau memanaskan larutan. Botol semprot digunakan sebagai wadah larutan umumnya digunakan sebagai tempat larutan aquades.
PH meter adalah alat untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasa-an air minum. Hot plate stirrer biasa digunakan untuk memanaskan larutan di dalam proses analisa air, lemak dan lain sebagainya. selain itu juga untuk memanaskan aquadest atau pelarut lainnya dalam pembuatan larutan.
Timbangan analitik berfungsi untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (biasanya hingga 4 desimal 0,0001 gram). Oven digunakan untuk mengeringkan alat-alat yang akan digunakan. Hanya untuk alat-alat yang tahan terhadap panas. Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat dan bahan.
Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/ penanaman. Laminar Air Flow merupakan suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High Efficiency Particulate Air Filter), dengan menggunakan blower.
Mikro pipet dapat digunakan dengan mengetahui bagian P1000 (kanan) digunakan untuk memipet cairan berukuran lebih dari 200 ul sampai 1000 ul, P200 (tengah) untuk volume cairan antara 21 ul sampai 200 ul, dan P20 (kiri) digunakan untuk volume dibawah 20 ul. Cara penggunaan mikro pipet yaitu dengan menekan berkali kali thumb knopnya untuk memastikan lancarnya mikropipet. Tekan thumb knopnya dan masukkan mikropipet ke dalam larutan. Tahan pipet dan lepaskan tekanan pada thumb knop agar larutan tersebut keluar.
Inkubator digunakan sebagai tempat fermentasi dengan suhu dan kelembaban terkendali, serta digunakan untuk menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologis. Pada alat ini biasanya sudah dilengkapi dengan alat pengukur kelembaban.
Sheker merupakan alat pengocok yang putarannya dapat di atur sesuai dengan yang kita ingin kan. Kecepatan putarannya adalah 120rpm (rotation  per menit).





V.    PENUTUP
A.          Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa bioteknologi pertanian merupakan salah satu penerapan dari ilmu pengetahuan yang merupakan salah satu teknologi dalam bidang pertanian. Setiap alat yang digunakan memiliki perbedaan masing-masing, dimana nama dapat menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja serta proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Penamaan alat yang digunakan untuk mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektofotometer dan lain-lain. Alat pengukur biasanya disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph dan lain sebagainya. Penereapan alat-alat di Laboratorium harus digunakan secara teliti berdasarkan fungsinya masing-masing.

B.     Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini kepada asisten agar memberikan waktu untuk asisntensi laporannya agak lama sedikit.






DAFTAR PUSTAKA
Choundhary, M.I., 2008. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Yudsitira:Jakarta.

Daisy dan Ami. 1994. Nama fungsi dan cara kerja alat alat laboratorium mikrobiologi. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Sandra. 2012. www.eshaflora.blogspot.com/2012/03/steril-adalah-faktor-terpenting-dalam.html”.Diakses pada hari kamis tanggal 29 Oktober 2014.

Siregar.  2012.  www.hamdan-maruli.blogspot.com/2012/02/lap-kultur-jaringan-sterilisasi-alat.html”.Diakses pada hari kamis tanggal 28 Maret 2014.

Suryowinoto, 1991. Kultur jaringan. http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014.

Susilowarno, G.R. 2009. Siap Menghadapi Ujian Nasional 2010. Biologi SMA/MA. Grasindo: Jakarta.

Yulita dan Ningtias. 2012.  http://blog.ub.ac.id/yulita11/files/2012/12/laporan-aku.doc Tanggal akses 29 Oktober 2014.